Senin, 25 April 2016

:: Bawang Putih dan Bawang Merah ::


Salah satu dongeng paling populer, sehingga dulu waktu saya masih kecil, saya sangat membenci Bawang Merah karena perlakuan jahat nya kepada saudara tirinya si Bawang Putih. Dan tentu saja saya meng-idolakan si Bawang Putih yang lemah lugu itu. 




Sampai sekarang pun saya juga tidak tahu mengapa mereka ber-marga sama [Bawang] padahal mereka tidak ada hubungan darah dan mengapa dalam judul-judul selalu Bawang Merah yang di tempatkan di depan. Tentu saja sebelum imajinasi liar saya berputar-putar.

Garis besar dongeng ini adalah keluarga si Bawang Putih dan sang ayah, minus sang ibu. Karena sang ibu tidak pernah di ceritakan, ada 2 kemungkinan tentang si ibu Bawang Putih bahwa sang ibu dan ayah bercerai atau bisa juga sang ibu sudah meninggal saat Bawang Putih masih kecil.

Sepertinya yang terpopuler adalah sang ibu meninggal saat Bawang Putih masih kecil sehingga dia hanya di besarkan oleh ayahnya yang adalah seorang saudagar atau pedagang. Bawang Putih sejak kecil hidup berkecukupan karena ayahnya seorang saudagar yang berhasil.

Sebagai seorang gadis kecil dan selalu di tinggal di rumah oleh ayahnya saat berdagang, Bawang Putih tidak tahu bahwa ayahnya [mungkin] sudah jatuh cinta lagi dengan seorang wanita. Pasti wanita yang sering di temuinya dalam perjalanan dagangnya, mungkin penjual kain atau penjual minuman?

Setiap kali sang ayah pulang, pasti membawakan Bawang Putih beberapa buah tangan seperti kalung yang indah, selendang cantik, boneka-boneka lucu, sendal yang cantik dan banyak lagi.
Hingga suatu hari ayahnya mengajaknya membicarakan sesuatu yang penting. “Anakku, ayah lihat engkau sudah tumbuh semakin besar. Pasti engkau sangat merindukan ibumu.” Kata ayahnya.
“Tentu saja aku sangat merindukan ibu ayah, tapi tidak apa-apa karena aku masih memilik ayah yang sangat menyayangi aku.” Jawab Bawang Putih seraya menggenggam tangan ayahnya yang sudah mulai berkeriput di makan usia.

“Begini putriku, apakah engkau setuju bila ayahmu ini menikah lagi? Maksud ayah adalah agar ada yang menjagamu di rumah sementara ayah pergi berdagang dan ada yang mengajarimu tentang tata cara rumah tangga, tapi apabila engkau tidak berkenan tidak apa-apa. Ayah bisa mengerti” kata sang ayah.

Hati Bawang Putih pasti lah sangat tidak setuju akan rencana ayahnya tapi dia pun tahu, ayahnya butuh pendamping yang bisa di ajaknya berbagi suka duka. Bawang Putih merasa bahwa dirinya saja sebagai putri ayahnya tidaklah cukup membuat ayahnya bahagia. Dan ini membuatnya sedih, walaupun dengan senyuman yang terkembang dia berkata kepada ayahnya ,” Ayah, aku sangat senang dan setuju akan rencana ayah ini. Tentu saja aku setuju. Kapan ayah akan membawa ibu baru ke rumah kita?”
Anakku, bukan hanya ibu baru, tapi juga seorang saudari baru, karena ibu baru mu itu sudah mempunyai seorang putri. Dia seumuran dengan mu dan bernama Bawang Merah,” jelas ayahnya. 

  Begitukah ayah ? Ah akan sangat menyenangkan sekali mempunyai seorang ibu dan saudara, pasti nanti kami akan cepat akrab. Aku akan berbagi kamar tidur dengan nya. Kami akan bermain bersama, ke pasar bersama, mencuci baju di sungai bersama. Sepertinya akan menyenangkan ayah,” kata Bawang Putih sambil tersenyum.

Kopi di cangkir ayahnya sudah habis, demikian juga sebatang tembakau linting yang di isapnya. Kemudian ayahnya pun berpamit akan tidur.
Sementara itu, Bawang Putih belum sekalipun bisa terpejam. Pikiran dan imajinasinya berkejaran tentang apa yang akan terjadi setelah hari ini. Bahkan hingga ayam jago berkokok, dia belum sempat terpejam. Bawang Putih tidak bisa tidur malam itu.
Keesokan paginya, sang ayah berpamitan hendak berangkat berdagang sekalian mau menjemput ibu tiri dan saudara tirinya. Sang ayah berpesan agar Bawang Putih membersihkan rumah dan semua perlengkapan perabotan sebelum sang ayah pulang. Dan Bawang Puth meng-iyakan permintaan ayahnya dengan wajah ceria.


Seminggu berlalu setelah ayahnya pergi berdagang dan siang itu ayahnya pulang ke rumah bersama 2 orang asing dan beberapa barang bawaan mereka. Andong yang mereka tumpangi tampak sangat sesak.
Bawang Putih menyongsong kedatangan mereka di depan rumah. Setelah ayahnya turun, di lihatnya seorang wanita separuh baya, rambutnya di sanggul ke belakang, wajahnya tirus dengan alis melengkung dan mata yang tajam. Perhiasan emas menghiasi leher, tangan dan kakinya, sehingga tiap kali dia bergerak, terdengar bunyi kemerincing. Kuku jari tangannya di biarkan panjang dan di hias dengan semacam hena. Senyum nya mengembang dari bibir nya yang memakai pemulas bibir tebal berwarna merah. Dia memakai kain berwarna cerah dan kerudung berwarna senada. Sepertinya dia seorang wanita yang gemar bersolek.

Sayang, kau pasti Bawang Putih, kau bahkan jauh lebih cantik dari yang di ceritakan ayahmu,” demikian wanita itu berkata sambil mengulurkan tangannya kepada Bawang Putih.
Agak ragu, Bawang Putih menerima uluran tangan ibu tirinya. Genggaman tangan ibu tirinya kuat dan bertenaga. Secepatnya Bawang Putih menarik tangan nya kembali.

Sebentar kemudian, turunlah seorang anak perempuan seumuran dirinya, wajahnya mirip sekali dengan ibunya, terutama matanya yang tajam. Rambutnya hitam terurai panjang, alis nya tebal dan bermata agak kecil. Mulutnya cenderung turun ke bawah sehingga seperti orang yang selalu cemberut.
Dia memandang ibunya kemudian memandang Bawang Putih dengan tatapan tidak suka. Pasti gara-gara anak ini, ibunya memutuskan pindah, menjauhi keluarga besarnya. Dan dia pun harus berpisah dengan saudara-saudara nya yang lain, teman-teman nya, terutama rumahnya tempat di mana dia di lahirkan dan di besarkan selama ini. Ah betapa Bawang Merah membenci Bawang Putih karena sudah memporak-porandakan kehidupannya.

Sang ayah pun kemudian mempersilahkan keduanya dan Bawang Putih untuk masuk ke rumah, “Istriku, beristirahat lah dan kau juga Bawang Merah. Ini rumah kalian sekarang, jadi tidak perlu sungkan-sungkan,” kata sang ayah.
“Bawang Putih, ayo tunjukkan kamar kepada ibu dan saudaramu,” kata sang ayah sambil menggenggam tangan Bawang Putih.

Bwang Putih mengangguk kemudian tersenyum kepada ayahnya. “Mari ibu, Bawang Merah, aku tunjukkan kamar supaya kalian bisa beristirahat, biar nanti barang bawaan kalian di bawakan para pelayan kita” kata Bawang Putih sambil tersenyum.

Rumah keluarga Bawang Putih terbilang berukuran besar di desa mereka. Ada 6 kamar tidur yang kalau di desa bernama “sentong” ada 2 lumbung padi dan 3 gudang untuk menampung barang dagangan sang ayah, kandang sapi, kandang ayam dan juga kebun sayur dan buah. Belum lagi kamar-kamar untuk para pelayan perempuan dan laki-laki dan dapur yang sangat luas dan besar.
Bawang Merah dan ibunya berjalan sambil mengagumi besar dan megahnya rumah tersebut. Mereka saling tersenyum dan berpandangan mata penuh arti.


Siang itu, para pembantu semua sibuk di dapur menyiapkan banyak hidangan untuk menyambut nyonya rumah baru mereka, tentu saja sambil bergosip tidak tentu arah. Ada yang bergosip tentang si ibu tiri bahwa dia dulu nya adalah seorang pelacur. Ada yang bilang bahwa Bawang Merah tidak di ketahui siapa ayahnya dan masih banyak lagi.

Percakapan mereka berhenti saat Bawang Putih masuk dan menanyakan apakah semua hidangan makan sudah siap. Dan mereka semua pun kembali giat bekerja.
Di ruang makan, ayah, ibu tiri , Bawang Merah dan Bawang Putih sudah menunggu. Satu-persatu hidangan kemudian di keluarkan dari dapur dan ayah mempersilahkan mereka semua untuk memulai makan.
Ayah mengambilkan sepotong ayam untuk Bawang Putih dan menaruhnya di piring. Bawang Merah melirik sambil cemberut.


Sudah 3 bulan mereka semua tinggal bersama. Sebenarnya tidak banyak hal yang berubah karena Bawang Putih dan ibu tiri serta Bawang Merah tidak terlalu akrab. Mereka hanya berbicara seperlunya, itu pun kalau sang ayah ada di rumah. Kalau sang ayah pergi berdagang, Bawang Putih lebih suka mengurung diri di kamarnya.

Dia tidak suka kebisingan dan ibu tiri serta Bawang Merah sangat suka berteriak-teriak saat memanggil para pelayan ataupun saat tertawa lepas. Sangat berbeda saat sang ayah ada di rumah. Dan Bawang Putih sudah tahu mengapa. Dia bukan anak perempuan yang bodoh.

Sudah sebulan ini sang ayah tidak berdagang karena kesehatannya terganggu. Sering demam dan badannya pun lemas. Saat Bawang Putih hendak membawanya ke tabib, ibu tirinya tidak memperbolehkan dengan alasan dia yang akan menjaga dan merawat suaminya.

Bawang Putih tidak menemukan tanda bahwa ayahnya akan membaik bahkan sekarang ayahnya selalu tidur dan seperti tidak sadar. Sementara itu banyak pembantu dan pelayan yang mengundurkan diri karena mereka tidak di gaji dengan benar. Makin lama, rumah mereka terlihat kotor dan berdebu, tidak ada pelayan yang membersihkan rumah, kandang dan kebun mereka bahkan pakaian-pakaian mereka yang bersih sudah habis karena tidak ada pelayan yang mencuci.

Hanya pakaian Bawang Putih dan ayahnya yang selalu bersih karena Bawang Putih mencuci sendiri bajunya dan baju ayahnya saat tahu bahwa para pelayannya berapamitan pergi. Dia tidak bisa memaksa mereka tinggal karena tidak tahu juga harus membayar gaji mereka dengan apa. Ahhhh, seandainya ayah sehat seperti dulu, pikirnya.... 

Pagi itu, si ibu tiri dan Bawang Merah berteriak-teriak karena tidak menemukan lagi pakaian bersih untuk mereka mandi. Sementara sang ayah, seperti orang tak berdaya, tidak pernah terbangun walaupun untuk makan. Semakin hari tubuhnya semakin melemah.

Si ibu tiri pun menyuruh Bawang Merah untuk mencuci pakaian mereka di sungai,  juga menyuruh Bawang Putih menemani nya. Tetapi Bawang Merah tidak segera mengerjakan pekerjaan mencuci nya, dia duduk malas-malasan sambil memandang arus sungai yang mengalir pelan.

Hari sudah semakin siang, tak sabar, Bawang Putih kemudian mengerjakan semua cucian itu. Wajahnya yang putih basah kuyup oleh keriangat dan terik siang matahari. Dia berpikir, kalau terlalu sore baru selesai mencuci maka pakaian-pakaian ini tidak akan kering.
Setelah hari itu, si ibu tiri malah tiap hari menyuruh Bawang Putih untuk mencuci kan pakaian mereka di sungai. Sementara Bawang Merah bermalas-malasan di rumah sambil mencoba segala macam merk up yang di belikan ibunya.

Oiya, apakah saya sudah ceritakan kalau sang ayah sudah meninggal ? Yah, kemungkinan besar sang ayah di racun secara pelan-pelan lewat kopi yang tiap hari di minum nya. Apakah racun sianida ? Saya rasa bukan karena berita-berita di TV itu menyebutkan, sianida langsung membuat para korban tewas. Sementara sang ayah bisa bertahan beberapa lama walaupun kondisinya payah. Pasti racun yang sama sekali berbeda dengan sianida. Entah lah, hanya si ibu tiri yang tahu.

Kondisi Bawang Putih semakin memprihatinkan semenjak ayahnya meninggal. Badannya yang dulu berisi kini semakin kurus. Tubuh dan wajah putihnya sekarang agak menghitam karena setiap hari harus ke sungai untuk mencuci dan mengerjakan banyak pekerjaan rumah. Dia seperti babu di rumahnya sendiri. Pakaiannya banyak yang compang camping karena tidak ada lagi baju ganti, semua perhiasan peninggalan ayahnya pun sudah berpindah tangan ke ibu tiri nya.

Lalu apakah dia menyesali nasibnya? Apakah dia kemudian menghujat ayahnya karena dia menikah lagi dengan seorang monster bahkan 2 orang monster ?
Sama sekali tidak, setiap minggu dia selalu mengunjungi pusara ayah dan ibu nya. Mendoakan mereka dan meminta mereka memberikan nya kekuatan untuk melalui segalanya. Raut muka dan emosi nya selalu tenang karena dia tahu bersama kesulitan akan selalu ada kemudahan. Seperti kata-kata motivator terkenal di TV itu.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Dongeng ini terus berlanjut dengan keadaan Bawang Putih yang bertambah buruk dan kejahatan si ibu tiri dan saudara tiri nya yang semakin hari semakin bertambah jahat. Hingga cerita ini berakhir pada kematian si ibu tiri dan Bawang Merah.

Tapi ijinkan saya melihat dongeng/cerita ini dari sudut pandang yang berbeda dengan apa yang sudah kita ketahui pada umumnya.

Menurut pemikiran saya, bahwa :
1.      Bawang Merah dan Bawang Putih adalah orang yang sama. Seperti Superman dan Clark Kent, salah satu dari mereka adalah si alter ego. Jadi rasanya mustahil memisahkan Bawang Putih dari Bawang Merah, demikian pun sebaliknya.

2.      Setelah istri pertamanya meninggal, tak tunggu waktu lama sang ayah menikah lagi dengan “ibu tiri” dan kemudian “ada” Bawang Merah. Bawang Merah “ada” karena memang sebelumnya dia sudah “ada” dalam rupa Bawang Putih.

3.      Dalam dongeng ini, sifat dan temperamen Bawang Merah dan Bawang Putih adalah bersifat kebalikan tetapi saling melengkapi. Seperti 2 sisi mata uang, mereka adalah satu dengan 2 atau lebih sifat yang di tonjolkan.

4.      Mengapa sang ayah meninggal ? Apakah di racuni oleh si ibu tiri ? Saya rasa tidak, salah satu kemungkinan adalah ada masalah dalam hal perdagangan nya dan dia depresi/stress. Stress yang akut bahkan bisa membuat seseorang sakit lalu meninggal.

5.      Apakah si ibu tiri adalah jahat karena ingin menguasai harta si Bawang Putih ? Saya rasa dia berhak juga tinggal di rumah itu dan menerima bagian warisan karena dia berstatus sebagai istri dari sang ayah. Apakah karena dia berhak lalu menjadikan dia jahat? Tidak juga. Saya rasa opini pembaca selalu menyalahkan seseorang yang di buat seperti seolah-olah jahat.

6.      Dan di akhir cerita, si Bawang Putih menerima emas permata perhiasan karena kebaikan hatinya, sedangkan Bawang Merah dan ibu tiri mati karena di gigit hewan-hewan berbisa. Sepertinya tidak sepenuhnya seperti itu menurut saya. Karena Bawang Merah dan Bawang  Putih adalah 1 dan kebaikan selalu menang, mereka tetaplah 1, hanya kadar sifat keculasan, keegoisan dan ketamakan yang berkurang. Saya percaya si Bawang ini akhirnya menemukan siapa jati dirinya sebenarnya dan hidup dengan tenang dan damai bersama ibu tirinya yang sebenar nya juga adalah ibu kandung nya.

Bagaimana menurut anda ? Mempunyai opini lain dari sudut pandang yang berbeda ?

Palangkaraya, 25 april 2016   

** Butuh beberapa hari untuk menyelesaikan esai/artikel ini. Karena ceritanya yang terlalu sederhana sehingga agak sulit bagi saya untuk memandang cerita ini dari sudut yang berbeda. Syukurlah, ide dan imajinasi terakhir datang sehingga artikel ini bisa selesai. Saya mendapatkannya saat sedang makan dan...Eureka...it’s done.
 



    


       
Continue reading...

Jumat, 22 April 2016

:: Hypertiroid, penyebab dan gejala nya ::



Semenjak terdeteksi terkena hypertiroid, saya jadi sering googling, membaca sana sini baik dari muatan lokal maupun internasional. Tujuannya yah supaya saya tahu, bagaimana sih kok bisa terkena hypertiroid, apakah saya salah makan ? Salah tidur ? 

Lalu apa yang harus saya lakukan selain minum obat yang bejibun dari dokter yang bisa membuat ginjal saya melonglong kepayahan..?

Bisa di bilang artikel ini berisi rangkuman dari beberapa artikel yang pernah saya baca, kebanyakan sih dari konten luar karena lebih lengkap membahas nya. Sewaktu kontrol ketemu dokter pun mereka juga tidak pernah bertanya apalagi bercerita apa yang harus saya lakukan mengenai penyakit ini. Paling hanya bertanya, obatnya sudah habis ya bu ? Apakah terkena flu ? Batuk ? .... sudah itu2 saja yang di tanyakan. Berat badan saya tidak pernah di timbang, lingkar leher tidak pernah di ukur. Hanya tensi saja yang selalu di cek. Dan selama 4 bulan ini masih setia di 130/90,, mayan tinggi.

Dan lagi dari yang saya baca, obat2an dari dokter itu tidak secara langsung berdampak ke kelenjar tiroid kita loh, tetapi mengatasi simptom atau gejala yang timbul akibat hypertiroid.

Jadi kalau jantung anda berdebar lebih kencang karena hypertioid, ada obat nya untuk memperlambat kerja jantung. Kemudian ada obat nya yang berfungsi untuk memblokade atau mengurangi produksi tiroid. Jadi tidak adayang benar2 ada obatnya untuk mengembalikan fungsi tiroid balik lagi ke normal. Ini juga saya tahu dari hasil googling.
Nah, saya mau tekankan di sini bahwa saya bukan praktisi kedokteran, bukan dokter, hanya seorang pasien dan penderita hypertiroid yang mau berbagi pengalaman saja.

Pertanyaan nya, mengapa sih bisa terkena hypertiroid ? Ada beberapa penyebab, antara lain :
·         Racun, yang tanpa kita sadari selalu kita konsumsi setiap hari.
Racun ini bisa berasal dari bahan makanan semisal sayuran yang terkena pestisida [zat kimia], bisa juga dari kosmetik kita [ayo di cek ingredient skincare atau bedak kita] apakah ada yang mengandung parabens, pthalates yang nota bene bisa terserap ke kulit kita saat pemakaian. Maka dari itu, hindari kosmetik gajebo/abal-abal yang tidak terdaftar di BPOM ya moms, sangat berbahaya.
Selain itu, processed food atau makanan olahan bisa juga mengandungi bahan kimia yang berbahaya, biasanya sangat tinggi garam dan banyak pengawet seperti sosis, baso dll. Lebih baik kita membuat sendiri atau home made saja untuk lebih amannya. 

·         Makanan yang mengandung tinggi gula atau gula buatan
Asupan gula yang di sarankan setiap harinya sekitar 2 sendok teh maksimal. Tapi tentu saja kita tidak menghitung berapa donat yang kita makan, atau cotton cake yang lembut itu atau beberapa keping biskuit yang kita makan. Mengapa gula yang tinggi berbahaya? Karena salah satu makanan bagi sel tubuh kita yaitu gula. Tetapi gula yang sangat tinggi bisa memicu tumbuhnya sel dorman menjadi sel yang jahat seperti tumor, kanker dll. Bisa juga menyerang imun tubuh kita sendiri. 

·         Terlalu banyak kafein
Kalau yang ini saya juga mengalami, dulu biasanya sehari bisa 4 sampai 5 mug [bukan cangkir lagi] kopi. Kurang air putih. Apalagi kalau ada pekerjaan banyak dan tidak bisa di tinggal waduh bisa tambah stress plus nambah terus kopi nya. Seharusnya tubuh sudah ingin istirahat tapi kita terus saja ngoyo ngejar setoran. Tentu saja tubuh kita akhirnya demo [mang demo taksi]
Sebenarnya dari yang saya baca, meminum kopi 1-2 cangkir per hari itu menyehatkan, tetapi apapun yang terlalu banyak itu memang mengandung bahaya. Seperti si kafein ini. Apalagi salah satu sifatnya yang membikin orang seperti kecanduan, tambah susah kalau mau lepas dari si kafein ini. Ada juga yang mengaitkan kafein ini dengan masalah kesuburan,jadi bagi yang belum memiliki momongan, jangan terlalu banyak minum kafein. Kafein bukan saja terdapat dalam kopi tapi juga di dalam teh, cokelat juga. 

·         Kebiasaan tidur yang buruk
Wanita membutuhkan tidur yang lebih banyak dari pada laki-laki, itu yang saya baca. Dan tidur nya yang berkualitas ya, bukan tidur-tidur ayam. Karena tidur yang berkualitas berfungsi untuk mengganti sel-sel tubuh yang rusak dengan yang baru. Semakin kita kurang tidur, sel tubuh kita tidak dapat di perbaiki, kita semakin stress, kita sakit karena banyak sel tubuh kita rusak. 

·         Stress kronis
Tidak perlu di bahas ya, semua pasti sudah tahu banget kalau stress itu merusak jiwa ragakita. Yang penting adalah bagaimana kita bisa mengendalikan stress.

·         Merokok

·         Infeksi terutama peradangan dalam tubuh

·         Tidak toleran terhadap gluten [tepung]

Saya mempunyai buku karangan Dokter Hiromi Shinya yang berjudul “The Miracle of Enzyme” yang merupakan self-healing program. Recommended banget bukunya, saya beli buku ini tahun 2007. Ironis nya, saya malas mem-praktekkan isi buku ini hingga terkena hypertiroid.

Di buku ini di tuliskan bahwa, sumber dari segala sumber penyakit yang timbul di tubuh kita adalah berasal dari sistem pencernaan dan penyerapan kita yang tidak sehat. Perut adalah otak kedua manusia setelah otak. Apabila sistem pencernaan atau usus kita sudah menebal dan kesulitan untuk menyerap sari makanan, maka bisa timbul berbagai penyakit. Dan bahwa saat kita terlahir ke dunia ini, kita sudah di berikan sejumlah enzim pangkal oleh Tuhan. Enzim pangkal ini bisa fleksibel berubah menjadi berbagai macam enzim yang di butuhkan oleh tubuh kita sesuai permintaan tubuh. Kabar buruknya, enzim pangkal ini tidak bisa ber-regenerasi, jadi semakin cepat kita menghabiskan enzim pangkal, semakin cepat kita “go to heaven” alias dead. 

Beberapa hal yang bisa dengan cepat menguras enzim adalah :
-          - Konsumsi alkoho dan tembakau
-          - Terlalu banyak makan
-          - Konsumsi makanan yang mengandung bahan tambahan makanan
-          - Penggunaan obat-obatan
-          - Makanan basi yang memproduksi racun dalam usus besar
-          - Sinar UV dan gelombang elektromagnet yang menghasilkan radikal bebas
-          - Stress secara emosi

Jadi salah satu cara saya untuk menuju kesembuhan yaitu menjaga sistem usus dan pencernaan saya sehat kembali. Saya memang kurang sekali makan serat baik sayuran maupun buah-buahan. Apalagi harga buah-buahan di Kalimantan sini terbilang mahal di bandingkan di Jawa. Beberapa waktu lalu, harga pepaya bahkan menyentuh harga 25ribu per kg, jadi 1 buah pepaya harganya bisa 50ribu. Sekarang sih sudah mulai turun harganya ke 10rb/kg dari normalnya yang dulu 5rb/kg. 

Maka dari itu untuk mengejar ketinggalan itu, saya mulai mengkonsumsi Melilea GFO [green field organic] untuk membersihkan usus saya dari racun2 yang mungkin ada. Di tambah juga konsumsi obat dari dokter.

Puji Tuhan, hasil lab ke-2 ada penurunan sekitar 20% tingginya FSH dan TSH saya dari tes lab darah 2 bulan sebelumnya. Kemudian tanggal 20 April kemaren saya tes darah lagi dan ada penurunan lagi. Senangnya...
Di bawah ini hasil tes darah saya :
Tanggal 21 jan 2016
Hasil FT3 : 42.03 dari nilai normal 2.60 - 5.40 ----- betapa tingginya
Hasil FT4 : > 100.00 dari nilai normal 10.6 - 19.4
Hasil TSH : < 0.05 dari nilai normal 0.25 - 5.00

Tanggal 20 Maret 2016 
Hasil FT3 : 29.25 dari nilai normal 2.60 - 5.40
Hasil FT4 : 80.25 dari nilai normal 10.6 - 19.4
Hasil TSH :  < 0.05 dari nilai normal 0.25 - 5.00 ----- sama sekali belum ada perubahan

Tanggal 20 April 2016
Hasil FT3 : 8.19 dari nilai normal 2.60 - 5.40
Hasil FT4 : 23.10  dari nilai normal 10.6 - 19.4
Hasil TSH : < 0.05 dari nilai normal 0.25 - 5.00 ----- sama sekali belum ada perubahan

Tapi bagaimanapun, saya sangat bersyukur banget melihat hasil tes darah saya, ada kemajuan lah.
  
Selain itu juga saya mengurangi mencoba mengurangi kopi karena belum bisa lepas sama sekali. Mengurangi produk olahan seperti makanan kaleng, sosis, nugget, baso olahan dan makanan instan seperti mie instan, kopi instan, sirup dan juga jajanan kaki lima yang hampir tiap hari saya datangi.

Memang, menuju sehat itu berat tapi harus di lakukan, karena kita bertanggung jawab terhadap tubuh kita sendiri kan ?

Nah, di bawah ini beberapa gejala dari hypertiroid yang saya alami :
-         -  Rambut cepat panjang tapi juga gampang rontok
-          - Kuku cepat panjang
-          - Jantung berdebar cepat, lebih cepat dan tidak beraturan dari normal nya
-          - Bagi pemilik mata minus seperti saya, minus akan bertambah
-          - Salah satu mata akan lebih menonjol/cembung [seperti mata kodok]
-          - Berat badan sulit naik walaupun sudah makan banyak
-          - Suhu tubuh cenderung lebih tinggi
-          - Bola mata keruh atau kotor
-          - BAB lebih sering, bisa sampai 5x sehari
-          - Moody, gampang marah
-          - Wajah kuyu/pucat, juga menghitam
-          - Gampang sekali lelah dan capek
-          - Jadual menstruasi cenderung tidak teratur

Demikian sharing dari saya, semoga bermanfaat ya.
Thanks for reading.
Continue reading...

Minggu, 17 April 2016

:: Jaka Tarub dan Dewi Nawang Wulan :: Cerita legenda tentang si primitif dan alien cantik



My first article...

Untuk teman2 yang belum tahu, saya ini orang jawa asli, yang kemudian migrasi ke Kalimantan, jadi dongeng atau legenda seperti Jaka Tarub, walaupun tidak pernah di ceritakan oleh orang tua saya, tapi saya tahu. Wong sedari kecil saya seneng banget baca buku, buku legenda, misteri/horor, majalah, koran semua saya baca.

Sebagai permulaan, legenda atau dongeng Jaka Tarub ini mengisahkan tentang seorang pemuda yang bernama Jaka Tarub yang ‘mungkin’ saat itu tinggal di sebuah pedesaan. Menurut saya, dia seorang pemuda desa biasa cenderung bloon, belum mempunyai pekerjaan tetap dan gemar luntang lantung kesana kemari tiap hari. 

Suatu hari, saat hari terik panas, dia sedang berjalan-jalan dan mendengar ada suara senda gurau canda tawa beberapa perempuan yang sangat ramai, arahnya dari sebuah telaga yang memang selalu penuh airnya walaupun di musim kemarau. Airnya jernih, tersembunyi di belakang rimbun nya pepohonan.




gambar di ambil dari internet

Dengan mengendap-endap, Jaka Tarub kemudian mendekati arah suara senda gurau itu sambil bersembunyi di sebuah batu besar. Apa yang di lihatnya kemudian membuatnya takjub, matanya melotot, jantung nya berdegup kencang dan nafasnya ngos-ngos an. Apa sih yang sedang di lihat nya ??

Ternyata di depan mata Jaka Tarub, ada  7 perempuan cantik seksi bahenol sedang bermain air sambil bersenda gurau, tanpa bikini pula. Bermuka oval, mata jeli besih,kulit kuning langsat dan bersih mulus, paras cantik dengan hidung kecil mancung dan bibir jelita, rambut mereka hitam mengurai bergelombang panjang dan menebar bau harum kahyangan.

Mungkin saat itu Jaka Tarub berpikir, tidak mungkin mereka ini perempuan dari desa sebelah, atau mereka para bidadari yang sedang mengungsi mandi karena air di kahyangan sedang kekeringan akibat musim kemarau ?? Atau mereka ini dedemit atau jin yang sedang berubah rupa ?? mungkin beribu satu pertanyaan yang bergelayut di benak Jaka Tarub saat itu.

Dan ternyata, semua baju dan pakaian para wanita itu teronggok begitu saja di tepian danau. Beraneka warna bajunya, ada yang merah, hijau , kuning, kelabu dan biru.. bukan balonku ada 5  tapi yang paling berbeda dari perempuan biasa adalah, mereka memakai selendang yang sangat panjang, mirip seperti kepak malaikat surga.

Iseng, si Jaka Tarub mengendap-endap mencuri 1 set pakaian wanita itu, entah milik yang mana dia juga tidak tahu. Begitu acara mandi sudah selesai, para bidadari ini [ kita sebut saja demikian] kemudian berganti baju di tepi danau. Jaka Tarub menutup muka tapi mengintip dikit lewat celah jarinya, amboiiii cantik nian nan bahenol para bidadari2 ini.
Setelah semuanya berpakaian dan memakai selendang, salah satu berkata “ mari adik-adikku, kita pulang sekarang” sambil mengepakkan selendangnya. Mereka semua bersiap untuk terbang kecuali 1 bidadari yang belum menemukan bajunya [kurang ajar si jaka tarub], dia kemudian menangis meminta kakak-kakak nya tinggal sebentar untuk menemani dia mencari baju nya. Tapi kakak tertua nya berkata “ Nawang Wulan, kita tidak bisa tinggal lebih lama adikku, time’s up, nanti papi kita tahu kalau kita melincur dan nanti beliau murka” demikian katanya.

Dengan sedih, kakak-kakak Nawang Wulan meninggalkan adiknya yang telanjang dan kebingungan mencari pakaian nya. Terciptalah pelangi sebagai titian mereka pulang saat mereka mengepakkan selendang berwarna-warni tersebut. Sungguh indah tak terbayangkan.

Sementara Nawang Wulan si adik bungsu  tak henti-henti nya menangis menyesali apa yang terjadi dengan dirinya yang tidak bisa kembali pulang bersama kakak-kakaknya.
Setelah semua kakak Nawang Wulan terbang ke angkasa dan Nawang Wulan tinggal seorang diri, maka dari balik batu Jaka Tarub menyapa, “ Wahai adinda yang cantik jelita, ada apakah gerangan adinda menangis tiada tara ? demikian tanya nya.
Dengan wajah kaget dan tangan menutupi tubuhnya, Nawang Wulan menjawab, “ Wahai yang di sana, apakah kau bisa membantuku dengan memberiku selembar kain, karena aku tidak berpakaian” jawab Nawang Wulan sambil tersipu merah padam wajahnya.
Tidak menjawab, Jaka Tarub melemparkan sarung nya yang bau apek ke arah Nawang Wulan sambil berkata “pakaialah wahai adinda, walau apek tapi bisa menutupi ketelan jangan mu untuk sementara waktu”

Tanpa pikir panjang kemudian Nawang Wulan menyelimuti tubuhnya dengan kain itu dan berterima kasih kepada Jaka Tarub. Sebagai ucapan terima kasih, Nawang Wulan bersedia menjadi istri Jaka Tarub, toh dia juga di tinggal sendirian oleh kakak-kaka nya. Daripada nyasar dan jadi korban human trafficking? Mungkin demikian pikir Nawang Wulan.
Tentu saja, si Jaka Tarub yang bujang lapuk itu menerima dengan senang hati, pengabdian Nawang Wulan untuk menjadi istrinya.
Namun demikian, ada 1 syarat dari Nawang Wulan kepada Jaka Tarub, demikian katanya “ Mas Jaka, apapun yang terjadi, saat saya memasak nasi di dapur, jangan sekalipun sampeyan ikut nimbrung di dapur apalagi sampai mengintip dan membuka magic jar saat saya sedang memasak nasi” demikian syarat dan ketentuan dari Nawang Wulan.
“Tentu saja” jawab Jaka Tarub senang, syarat macam apa ini pikirnya, sangat mudah dan gampang sekali.

Singkat cerita, Jaka Tarub dan Nawang Wulan pun berumah tangga. Setelah beberapa lama kemudian mereka di karuniai seorang putri yang cantik dan lucu seperti mamanya.
Pada hari itu, saya ulangi lagi, pada hari itu, saya juga tidak tahu hari senin atau sabtu, Nawang Wulan seperti biasa sedang melaksanakan kewajiban nya di dapur, menanak nasi. Karena kebelet pipis, dia tinggal sebentar untuk ke kamar mandi. Jaka Tarub yang sedang gak ada kerjaan, tiba-tiba teringat janji suci mereka saat akan menikah, yaitu jangan sampai dia ke dapur saat Nawang Wulan memasak nasi apalagi mengintip magic jar nya saat sedang proses masak.

gambar di ambil dari internet

Karena dia tidak melihat Nawang Wulan, terlintas lah pikiran iseng dan jahil nya seperti dulu saat dia menyembunyikan pakaian Nawang Wulan. Sambil celingak celingkuk, dia mengendap-endap menuju ke dapur dan bersiap membuka tutup magic jar. Alangkah terkejutnya Jaka Tarub karena dia hanya melihat sebutir beras di dalam magic jar tersebut. Dia sampai terduduk tidak percaya dengan apa yang di lihat nya. Kemudian semua ingatan dan pertanyaan nya sebelum ini terjawab lah sudah. Mengapa lumbung berasnya seperti tidak pernah berkurang, berapapun banyak dia memberikan beras-beras itu kepada fakir miskin. Itulah mengapa juga, mereka jadi keluarga terkaya di desa karena berapapun banyak dia menjual beras nya, beras-beras itu sepertinya tidak pernah berkurang.
Dengan tubuh lunglai Jaka Tarub keluar dari dapur dan duduk merenung sambil merokok di teras depan. 1 jam sudah dia menunggu panggilan untuk sarapan dari Nawang Wulan tapi Nawang Wulan belum juga memanggil nya untuk makan.
Demikian pun Nawang Wulan, biasanya 2 menit nasi sudah siap, hari ini ada sesuatu yang aneh, sudah 1 jam memasak nasi tapi nasi nya sama sekali belum matang. Berulang kali dia membuka tutup magic jar untuk memastikan nasi nya sudah matang.

Akhirnya kesabaran nya pun habis sudah. Dengan suara bergetar menahan tangis, sambil terbata-bata dia bertanya kepada suaminya “ mas Jaka, apa sampeyan tadi ke dapur ? apakah sampeyan tadi membuka magic jar saat aku sedang memasak nasi ? “ tanya nya dengan hati yang pedih karena tahu, suami nya sudah melanggar janji suci pernikahan mereka.

Dengan suara parau dan tatapan mata nanar, Jaka Tarub menganggukan kepalanya dan berkata “iya, maafkan aku istriku”
Tanpa menjawab, Nawang Wulan berjalan gontai kembali lagi ke dapur. Sambil berurai air mata, dia kemudian mengambil beberapa takar beras dari lumbung, mencuci beras terebut dan kemudian menanak beras tersebut. 1 jam kemudian, nasi pun matang dan keluarga Jaka Tarub kemudian makan dalam diam, dalam penyesalan dan dengan menahan sedih dan sesak pengkhianatan.

Demikianlah, setiap hari setelah hari itu, Nawang Wulan membuat dan menanak nasi seperti orang-orang pada umumnya dan hal itu pun membuat lumbung beras Jaka Tarub sedikit demi sedikit semakin berkurang dan semakin berkurang.
Hari berganti hari dan Jaka Tarub pun baru menyadari kesalahan nya setelah melihat lumbung padinya yang hanya tinggal separuh padahal masa panen masih beberapa bulan lagi. Dengan menghembuskan napas berat, dia memandang lagi lumbung padinya dan kemudian memangdang ke langit. Langit yang hitam cantik di hiasi beberapa bintang yang berkelip.

Satu pagi, Nawang Wulan pergi ke lumbung padi nya untuk mengambil beras yang harus di masak hari ini. Tak sengaja, matanya yang sekarang kuyu dan tubuhnya yang melemah karena beratnya pekerjaan, menangkap sesuatu yang seolah melambai-lambai kepadanya.....ya....itu adalah baju dan selendang nya yang hilang.
Nawang Wulan kemudian menarik perlahan selendang nya dan tergugu menangis dengan sedih. Dia tidak mengira, suaminya lah yang sudah menyembunyikan pakaian nya saat itu. Padahal saat itu dia benar-benar membutuhkan pakaian nya untuk pulang ke kahyangan.
Sambil menangis dan memeluk pakaian dan selendang nya, semua rentetan kejadian sebelum nya hadir dengan jelas di pelupuk matanya....dia semakin terguguk menangis mengingat papi nya, saudari-saudarinya yang sudah sekian lama tidak bertemu dan tentu saja dia mengingat anak perempuan semata wayang nya yang semakin bertumbuh cantik setiap hari.

Setelah menghapus air mata, Nawang Wulan menegakkan kepala dan memakai pakaian dan selendang nya. Dia sudah bersiap kembali ke tempat nya berasal. Dia kemudian mencoba untuk mengepakkan selendang nya dan dia kemudian tidak lagi menjejak tanah. Tubuhnya semakin tinggi dari tanah dan semakin tinggi sampai setinggi rumah mereka.
Saat itulah suaminya si Jaka Tarub melihat nya melayang di udara, demikian juga anak perempuan nya. Dengan suara serak dan mata basah, Jaka Tarub berkata membujuk istrinya, “istriku, maafkan aku, maafkan aku, tolong jangan pergi tinggalkan kami. Bagaimana nanti kehidupan kami tanpamu ya istriku. Pikirkanlah anak kita. Aku mohon, jangan lah pergi. Aku akan menebus kesalahan dan dosaku padamu, tapi tolong, jangan pergi....jangan pergiiii.....” suara serak Jaka Tarub melolong bak serigala terluka, sedih dan tidak tahu harus bagaimana.
Anak perempuan mereka juga mengangis dengan keras memanggil-manggil nama ibunya, memohon ibunya untuk tinggal.

Dengan lembut Nawang Wulan berkata kepada anak perempuannya, “anakku sayang, ibu tidak akan pernah meninggalkanmu, lihatlah, tunjuknya ke langit, apabila engkau merindukan ibu, lihatlah ke langit dan lihat ke bulan itu, ibu ada di sana dan selalu melihatmu dan tidak akan pernah melupakanmu,” katanya lembut walaupun sudut matanya yang indah meneteskan air mata yang secantik dan sebening kristal.
Kepada suaminya, Nawang Wulan berkata pula.” Maaf suamiku, aku tidak bisa tinggal setelah menemukan kembali pakaian dan selendangku. Seandainya engkau menjaga janji suci pernikahan kita, tentu saja aku tidak akan pernah meninggalkan engkau seperti ini.” Suaranya tidak lagi lemah tapi sudah kembali kuat dan berwibawa. Sepertinya, apapun yang di pinta dan di mohon oleh suami dan anak nya, dia tidak akan terpengaruh.
Tanpa menunggu jawaban Jaka Tarub, sekejap kemudian Nawang Wulan mengepakkan selendang nya yang menebarkan bau harum kahyangan dan kemudian melesat ke atas dalam keanggunan. 

Sementara itu, JakaTarub dan putrinya masih menangis dan meraung hingga duduk bersimpuh memanggil-manggil istri dan ibu mereka,,,, so sad...
Para tetangga hanya bisa memandang keadaan mereka tanpa bisa berkata apa-apa dan ikut tepekur sedih memikirkan keadaan mereka.
Setelah beberapa lama, beberapa ibu-ibu tetangga kemudian menghampiri mereka dan menggandeng menenangkan mereka masuk ke dalam rumah.
Demikianlah, you reap what you sow, engkau mengunduh apa yang engkau tanam. Itulah kehidupan.

Setelah dewasa dan baru-baru ini saya berpikir bahwa dongeng tersebut mungkin saja mempunyai arti yang lain di bandingkan arti yang selama ini saya tahu.
Saya ber-imajinasi bahwa  bidadari tersebut bisa saja adalah alien yang memang kebetulan mampir untuk minum atau mandi. Saat waktu mereka habis, mereka harus segera kembali ke pesawat mereka atau mereka akan tertinggal di bumi. Imajinasi saya, selendang mereka tersebut adalah tombol on/off untuk terbang naik ataupun terbang turun. Tanpa pakaian dan selendang, mereka sama saja seperti kebanyakan manusia.

Kejadian saat Jaka Tarub menyembunyikan pakaian dan selendang Nawang Wulan adalah saat Nawang Wulan berada di zona paling rentan nya. Tidak ada yang dia kenal di bumi ini, pun, dia belum pernah juga menjelajah bumi sebelumnya selain ke danau tersebut bersama saudari-saudari nya. Itulah mengapa dia demikian terpuruk dan menerima apapun yang bisa menyelamat kan keadaan nya saat itu. Bahkan untuk menikahi seorang manusia yang mungkin sangat berbeda kasta dan level dengan nya.
Dia, Nawang Wulan sang alien cantik yang terbiasa dengan ke-mukjizat-an, kecanggihan teknologi dan semua keagungan dan ketersediaan yang biasa dia terima, Nawang Wulan harus rela mensejajarkan dirinya dengan Jaka Tarub yang nota bene masih primitif. Betapa berat pengorbanan nya...
Sementara si primitif Jaka Tarub seperti kejatuhan bulan kembar karena hanya modal iseng, dia bisa memperoleh istri yang cantik tiada tara tiada bandingan nya di desa, bahkan yang kepintaran dan kecerdasan nya melebihi dia dan para tetua desa nya.  Betapa dia senang setengah mati mendapatkan seseorang yang begitu indah dan cantik dan begitu istimewa.

Dan sekian lama, Nawang Wulan tidak pernah membuka identitas nya bahkan kepada suami nya sekalipun. Mungkin juga karena JakaTarub pun tidak terlalu peduli mengenai siapa kah sebenarnya si cantik Nawang Wulan. Betapa menderita nya Nawang Wulan tidak ada yang peduli dan mau mengerti siapa sebenarnya dia ini dan berasal dari mana dia ini.
Dengan sisa-sisa kekuatan mujizat yang dia miliki, dia memberikan semua pengetahuan nya yang berharga kepada suami dan keluarganya. Memberikan pengabdian yang luar biasa kepada Jaka Tarub dengan tidak pernah berpikir bahwa dia akan menemukan pakaian dan selendang nya lagi. Dia bahkan tidak pernah berani melirik pria-pria lain yang seganteng Henry Cavill atau Ben Affleck dan hanya menyerahkan cinta nya kepada si primitif Jaka Tarub.

Betapa fatal dan mengerikan nya akibat yang terjadi karena suatu keisengan dan pengkhianatan Jaka Tarub. Mungkin saat pandangan nya pertama kali bertemu dengan Nawang Wulan dia merasakan love at the first sight, cinta pada pandangan pertama. Tapi kemudian dia menjadi serakah dan memenjarakan Nawang Wulan dalam suatu tembok dan ruang yang bernama keluarga.

Jaka Tarub tidak pernah berterus terang kepada Nawang Wulan bahwa dia lah yang mencuri dan menyembunyikan pakaian dan selendang nya. Dia diam bahkan hingga kediaman itu menghancurkan dia dan keluarganya. Dia curang bahkan terhadap istrinya sendiri, yang dia tahu bahkan istrinya itu terlalu berharga dan buta untuk seseorang primitif seperti dirinya.

Dari sisi ini, sebagai sesama wanita, saya dapat mengerti perasaan Nawang Wulan, yang pada akhirnya tahu bahwa dia di bohongi dan di khianati habis-habisan oleh si primitif Jaka Tarub. Sakit hati dan jiwa nya tidak tertahankan untuk bisa kembali tinggal bersama dan membina keluarga seperti semula. Nawang Wulan sudah hancur, alien cantik itu sudah tidak punya hati lagi yang tersisa untuk tinggal di bumi ini. Dan tentu saja, selama sekian tahun dia mengembara di bumi ini, mengabdi kepada Jaka Tarub, banyak sekali energi nya yang hilang dan semakin melemah. Menurut saya, walaupun dia tidak terbang kembali ke tempat asal nya, di bumi ini dia akan lebih cepat mati karena di bumi dia tidak dapat mer-recharge tenaga dan energi nya.
Hanya dengan kembali ke tempat asalnya, dia bisa me-recharge energi dan menjadi kembali suci dan kembali bermartabat. Walaupun mungkin di tempat asalnya dia di tolak oleh papi dan saudari-saudari nya yang sudah menganggap nya hilang sekian tahun yang lalu.

Tetapi di tempat asalnya saya yakin dan pasti, akan lebih banyak kesempatan untuk hidup dan keberlangsungan hidupnya akan lebih lama.
Dan saya yakin, dia tidak akan lupa dengan putrinya. Pasti apabila putrinya memanggil rindu, Nawag Wulan akan mengepakkan selendang nya dan menemui nya. Bagaimana pun, tidak ada kesalahan dan dosa dalam diri putrinya. Hanya mungkin Nawang Wulan tidak bisa membawa putrinya bersama nya ke kahyangan karena darah putrinya tidak murni, darah alien yang bercampur darah manusia. Dan terkadang, dalam sebuah peradaban, darah campuran adalah sesuatu yang kotor, tidak suci dan tabu.

Tentu saja sebagai seorang ibu, Nawang Wulan sangat ingin memberikan kehidupan yang terbaik dan paling aman bagi putrinya, walaupun mereka harus terpisah jarak. Dia tidak ingin putrinya terluka karena mendengar cibiran para penghuni kahyangan apalagi gosip tak sedap dari para saudari-nya yang pasti saat ini juga sudah saling membina keluarga dan dengan angkuh membandingkan anak2 mereka yang berdarah suci murni dengan darah putri Nawanag Wulan dan Jaka Tarub, si darah campuran.

Nawang Wulan, yang mempunyai intelegensi dan kebijaksanaan tinggi pasti sudah meramalkan bahwa putrinya tidak akan kuat tinggal bersama nya di kahyangan. Akan lebih baik apabila putrinya tinggal bersama ayahnya di bumi, di mana dia di terima dengan baik tanpa di beda-bedakan dengan anak-anak lainnya.
Tentu saja, semua ini hanya berbekal imajinasi dan daya kreatif saya yang kadang2 timbul tenggelam.  Seperti artikel ini yang saya pikir hanya sepanjang 2 halaman ternyata mengalir begitu saja menjadi sepanjang ini.

Anyway, thanks for spending your time to reading my article,,,peace...     
Palangkaraya, 16 april 2016  
       
Continue reading...